STAI Nahdlatul Ulama (STAINU) Malang terpilih sebagai pemakalah The 7th Annual Conference for Muslim Scholars (ANCOMS) 2025
Malang – STAI Nahdlatul Ulama (STAINU) Malang kembali menorehkan prestasi membanggakan di kancah akademik internasional. Salah satu Dosen terpilih sebagai pemakalah dalam The 7th Annual Conference for Muslim Scholars (ANCOMS) 2025, sebuah forum ilmiah bergengsi yang mempertemukan para cendekiawan Muslim, peneliti, dan akademisi dari berbagai negara untuk berdiskusi dan berbagi gagasan inovatif seputar isu-isu kontemporer dalam keilmuan Islam.

Dalam sambutannya pada The 7th Annual Conference for Muslim Scholars (ANCOMS 2025), Koordinator Kopertais Wilayah IV Prof. Akhmad Muzakki, M.Ag., Grad.Dip.SEA., M.Phil., Ph.D, Kamis, 23 Oktober 2025, menyampaikan bahwa forum akademik ini merupakan ajang bergengsi internasional bagi para cendekiawan, peneliti, dan mahasiswa Muslim untuk membahas isu-isu kontemporer dan berbagi gagasan inovatif dalam keilmuan Islam. Tahun ini, konferensi mengusung tema “Dari Kearifan Lokal Menuju Harmoni Global: Memupuk Cinta dan Toleransi dalam Keilmuan Islam.”
Forum Kajian ini merupakan pintu gerbang bagi STAI Nahdlatul Ulama (STAINU) Malanguntuk menunjukkan kiprah intelektual dan kontribusinya terhadap pengembangan peradaban Islam berbasis kearifan lokal di tengah era globalisasi dan Society 5.0. Dosen yang mengampu keislaman pada Prodi Ekonomi Syariah (Khoirul Anwar, S.HI., M.H.), mempresentasikan penelitian berjudul “BANTENGAN AS A CULTURAL IDENTITY AND ALTERNATIVE SOURCE OF INCOME FOR THE COMMUNITY OF SINGOSARI: AN ECONOMIC
ETHNOGRAPHIC STUDY.” Pertunjukan Bantengan di Singosari, Malang berperan ganda sebagai warisan budaya dan potensi ekonomi lokal. Melalui pendekatan etnografi ekonomi, penelitian ini menemukan bahwa Bantengan tidak hanya melestarikan nilai budaya, solidaritas, dan gotong royong, tetapi juga mendorong ekonomi kreatif dan pariwisata komunitas melalui produksi kostum, suvenir, dan pelatihan seni. Namun, pengembangannya masih terkendala oleh sumber daya terbatas dan kurangnya manajemen.
Secara keseluruhan, Bantengan berpotensi menjadi katalis pembangunan ekonomi lokal yang inklusif dan berkelanjutan. Pada forum internasional tersebut menurutnya, partisipasi ini bukan hanya bentuk aktualisasi keilmuan, tetapi juga wujud nyata dari visi kampus Aswaja yang dapat menginspirasi dunia melalui nilai-nilai keislaman yang berakar pada kearifan lokal dengan tetap memprioritaskan Intelektualitas, Spritualitas dan Integritas. Menurut Bpk Pujiono, M.Pd.I. (Ketua STAINU Malang) menyampaikan “kita tidak hanya berbicara di ruang lokal, tetapi sudah membawa gagasan Islam Nusantara ke forum global. Ini adalah bukti bahwa tradisi, kearifan, dan pemikiran kita memiliki relevansi universal dalam membangun peradaban damai,” ujarnya.
Keterlibatan salah satu dosen tersebut diharapkan menjadi motivasi bagi sivitas akademika STAI Nahdlatul Ulama (STAINU) Malang untuk terus berinovasi dalam penelitian dan publikasi internasional, sekaligus memperkuat peran perguruan tinggi Islam daerah dalam membangun jembatan ilmu antara lokalitas dan globalitas.

